Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

bukan kurcaci di negeri sendiri

kita bukan lagi kurcaci di negeri sendiri atau sebaliknyakah? tetapi kita masih merasa kerdil di negeri sendiri ataukah karena jerih paya kita yang tak lagi dihargai. ketika kita hidup, kita menjadi manusia yang berusaha hidup untuk sekedar numpang minum numpang makan di warung di tepi jalan atau di restoran-restoran yang harga seporsi makannya bisa untuk beli beras buat makan seminggu bagi orang-orang yang terlalu keras memeras keringatnya. kita seharusnya bukan lagi menjadi kurcaci di negeri sendiri yang hingar-bingarnya diskotik dan tempat ajeb-ajeb lainnya hanya menjadi tontonan bagi kami, serupa debu-debu yang hinggap di setiap dinding dan celah-celah kotak pembuangan pendingin ruangan di setiap ruangnya. bagaimana mungkin, kakek nenek kami yang merenggut kemerdekaan dari tangan asing sedang kita tak mampu menghargainya, sekedar berkirim doa atau mungkin dengan menaburkan bunga-bunga untuk nyekar di taman makam pahlawan. terkadang kita terlena dengan apa yang telah kita kerjak...