jam dua jam dua lebih lima menit, menulis kisah ini setelah beberapa terdiam memikirkan yang hendak kutulis. siang tak begitu terik, tapi mengapa engkau begitu kuat mengeluh,,, jam dua lebih tujuh menit, anak-anak beranjak meninggalkan gedung sekolah ini, bergerombol-bergerombol mengayuh sepeda, bergerombol bersepeda motor, bergerombol berjalan kaki, mampir dulu beli es jus, mampir dulu beli pentol ojek, mampir juga beli cilok dan beli cimol. anak-anak senang jika jam pulang lebih dini apalagi tanpa pelajaran berarti, sekedar remidi dan menyelesaikan tugas-tugas kd yang belum terselesaikan. rasanya seperti terbebas dari beban berat yang telah menyiksanya setahun lalu,,, cieeeee, cieeeee,,, padahal ilmu yang didapat juga kan buat dia sendiri logikanya, tapi yaaa begitulah, bukan manusia namanya kalau tak ngersula alias sambat alias nggetuni. ya allaah... jam dua lebih tiga puluh menit, bermain-bermain dengan blog baru teman sebelah meja, tapiiiii kenapa setelah itu tak bisa di...
Apapun, tentang jiwa-jiwa yang resah. Mencari cara lantas berlari, menemukan teman di tengah perjalanan. Mencapai tujuan. Simpati dan Empati.