Langsung ke konten utama

Tak Kenal Maka Tak Sayang.

"Tak kenal, maka tak sayang..."
 
Kenalan dulu yuukkk...,
Silakan... 😁😁
 
Nah,,, kalimat dalam tanda kutip tersebut kerap kali kita dengar untuk memulai percakapan, antara dua orang atau lebih yang belum saling kenal. Hal ini sering juga kita lakukan ketika hendak membedah naskah atau membaca puisi, seorang moderator dalam menggali info narasumbernya, ataupun seorang pembicara untuk mengetahui siapa dan bagaimana peserta dalam forum diskusi/pelatihan, dan kegiatan lainnya yang memerlukan proses kenal secara "lebih".
Mencari tahu data bukan berarti kita mau tahu sesuatu yang negatif, tetapi pengenalan ini bisa digunakan sebagai sumber pengetahuan dalam proses berjalan. Semisal dalam membaca puisi, kita wajib mencari tahu siapa pengarangnya, bagaimana proses kreatif si penulis puisi terhadap puisi yang hendak kita bedah/baca. Biasanya, kita melakukan diskusi ringan dengan sesama anak murid yang hendak mengikuti sebuah perlombaan atau yang sedang proses materi pembelajaran puisi (dan karya lainnya).
 
Kita menganalisis bagian per bagian dalam sebuah naskah puisi. Bagian mana harus dibaca pelan dengan tempo yang tap...tap...tap... atau bagian mana yang harus dibaca tegas. Kita berdiskusi, mencari sesuatu yang nantinya dianggap enak atau tak enak dalam dibaca, didengar dan dirasakan. Bagian terakhir yang akhirnya menjadi satu kesatuan sebuah puisi menjadi nikmat untuk dinikmati.
 
Sebenarnya, bukan hanya ketika membaca puisi saja kita harus berkenalan dengan objek dan si empunya puisi, tetapi banyak hal yang harus dilakukan untuk mengenal atau mencari tahu lebih dalam. Semuanya demi menghadirkan sumber kekuatan dalam sebuah pencapaian yang gemilang nantinya. Kemudian kita akan lebih bersyukur karena telah belajar mengenal dan menggali lebih dalam untuk hasil yang maksimal.
 
Tak kenal, maka tak sayang, kenalan yuk... Biar semakin kenal semakin paham bahwa semua ada hikmah dan khidmah yang wajib kita hadirkan dalam diri dan jiwa kita. Apapun itu. Termasuk hari ini, saya kembali membersamai anak murid yang hendak belajar membaca puisi. Alhamdulillaah 😍😍
#barakallaah










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Bersama Wardah Inspiring Teacher (WIT)

Belajar bersama Wardah Inspiring Teacher dan Kampus Guru Cikal di tahun 2020 Hmmmm... siapa sih yang tak ingin belajar barengan guru-guru senusantara... semua pasti ingin kan... Kali ini saya mencoba mengikuti seleksi WIT 2020 bersama 5000 guru lainnya... alhamdulillaah masuk seleksi. Selanjutnya ada tahapan seleksi kembali di tahap 1, mengikuti webinar tentang mengasah dan memupuk empati belajar murid, diskusi kelas di WAG bersama 250 guru lainnya dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Sebetulnya motivasi saya ikut karena pertama, ingin menimba ilmu, kedua, menambah jejaring, ketiga, ada banyak hal yang tak terkatakan... kamu mau tahu... kamu pasti tahu jawabannya tanpa harus kuberitahu panjang lebar. Sampailah di tahap 2 seleksi yang sekelas dengan para senior dan guru yang kompetensinya tak diragukan lagi di Komunitas Guru Belajar Nusantara. Minder... jelas itu, hati kecil saya menciut, tetapi saya sudah terlanjur bergerak dan melangkahkan kaki sampai sejauh ini. Mengingat kemba...

Dilema Melanda (Tugas Sekolah vs Beban Tugas)

Tugas Sekolah vs Beban Tugas Pernahkah kita merasakan mengerjakan sesuatu tetapi di luar minat kita... Pernahkah kita mencoba sesuatu di luar hobi kita... Pernahkah kita membuat sesuatu di luar kemampuan kita...   Baiklah, kita semua mungkin pernah mengalami hal tersebut tetapi semua akan terasa ringan jika semua karena kita yang mau atau kita yang inginkan. Bagaimana jika semuanya itu karena surat tugas, nah di sinilah rasa terpaksa dan tertekan, ah lebainya... hehehe Kenapa tertekan dan terpaksa... jawabannya adalah karena itu tak sesuai dengan minat kita. Bayangkan jika itu terjadi pada nak murid kita. Tugas yang berpusat dari guru untuk murid tanpa melihat latar belakang atau profil murid terlebih dahulu. hmmmm betapa menyakitkannya. Oke, selanjutnya saya akan bercerita kronologi kejadiannya. heheheh... Saya kaget waktu dapat surat tugas, karena dipikir pak Wakakur, saya sudah mahir membuat media pembelajaran berupa video. Kenapa dikira saya sudah mahir... karena selama pandemi...

pelatihan blog di perpusda lamongan

sabtu, 11 Juni 2016 di perpusda tepatnya, saya dan teman-teman dari penjuru lamongan sedang berkumpul, ceritanya nih lagi ngeblog bareng-bareng. apa sih blog dan bagaimana membuat serta memanfaatkannya ke dalam kehidupan kita sehari-hari. zaman sekarang kalau tak punya blog jadinya kurang keren lhoo,,, beneran, suer deh. tetapi di satu sisi, ketika kita sudah aktif ngeblog dan merasa menjadi blogger, kita harus bertanggungjawab penuh terhadap titel baru kita "blogger". sebab menjadi blogger berarti harus rajin menjadi pembaca apa saja agar hasil baca yang berupa "tulisan" menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. ngeblog bisa menjadi semacam buku harian buat kita, sebab dengan menulis di blog kita memunyai wadah berbagi cerita yang selanjutnya bisa kita share melalui akun medsos yang kita punya. semisal saya memunyai akun facebook, naahhh apapun yang kita tulis di blog kita, kita bisa membagikan di wall fb kita. dengan demikian, pembaca dan blogger lainn...