"Tak kenal, maka tak sayang..."
Kenalan dulu yuukkk...,
Silakan... 



Nah,,, kalimat dalam tanda kutip tersebut kerap kali kita dengar untuk memulai percakapan, antara dua orang atau lebih yang belum saling kenal. Hal ini sering juga kita lakukan ketika hendak membedah naskah atau membaca puisi, seorang moderator dalam menggali info narasumbernya, ataupun seorang pembicara untuk mengetahui siapa dan bagaimana peserta dalam forum diskusi/pelatihan, dan kegiatan lainnya yang memerlukan proses kenal secara "lebih".
Mencari tahu data bukan berarti kita mau tahu sesuatu yang negatif, tetapi pengenalan ini bisa digunakan sebagai sumber pengetahuan dalam proses berjalan. Semisal dalam membaca puisi, kita wajib mencari tahu siapa pengarangnya, bagaimana proses kreatif si penulis puisi terhadap puisi yang hendak kita bedah/baca. Biasanya, kita melakukan diskusi ringan dengan sesama anak murid yang hendak mengikuti sebuah perlombaan atau yang sedang proses materi pembelajaran puisi (dan karya lainnya).
Kita menganalisis bagian per bagian dalam sebuah naskah puisi. Bagian mana harus dibaca pelan dengan tempo yang tap...tap...tap... atau bagian mana yang harus dibaca tegas. Kita berdiskusi, mencari sesuatu yang nantinya dianggap enak atau tak enak dalam dibaca, didengar dan dirasakan. Bagian terakhir yang akhirnya menjadi satu kesatuan sebuah puisi menjadi nikmat untuk dinikmati.
Sebenarnya, bukan hanya ketika membaca puisi saja kita harus berkenalan dengan objek dan si empunya puisi, tetapi banyak hal yang harus dilakukan untuk mengenal atau mencari tahu lebih dalam. Semuanya demi menghadirkan sumber kekuatan dalam sebuah pencapaian yang gemilang nantinya. Kemudian kita akan lebih bersyukur karena telah belajar mengenal dan menggali lebih dalam untuk hasil yang maksimal.
Tak kenal, maka tak sayang, kenalan yuk... Biar semakin kenal semakin paham bahwa semua ada hikmah dan khidmah yang wajib kita hadirkan dalam diri dan jiwa kita. Apapun itu. Termasuk hari ini, saya kembali membersamai anak murid yang hendak belajar membaca puisi. Alhamdulillaah 



Komentar
Posting Komentar