Kita, Bis, dan Halte Bis
Sudah lama sepertinya kita duduk di bangku halte bis ini
Sekedar menunggu bis berikutnya
Atau hanya menyaksikan laju-laju kendaraan lain
Sudah lama kita melewatkan resah-resah dan gulana yang tandang
Hanya demi menyibak pedih yang hadir
Atau hanya mengalihkan jalan luka
Aku bukan mengalihkan perbincangan kita
Tapi aku terlanjur mengarungi syair lagu yang kau tulis
ceruit burung-burung menantikan induknya
ilalang berdzikir di padang-padang lengang
stupa-stupa lagit di ufuk senja
kegagahan pandhawa dan putih tulangnya
kurawa dan kemegahan jubah hitamnya
rembulan yang kesiangan mengundurkan diri
gemintang di ujung-ujung jari
Tentang pedih luka dan jalan menikung
Juga air mata sebab kita terlalu hebat tertawa
Sayang, sudah lama bangku halte bis ini menyimpul kisah-kisah kita
Ataukah kita terlalu lama hanyut
Pada setiap babagannya tanpa kita minati
Sayang, bergegaslah
Bis berikutnya segera tiba
141112
Komentar
Posting Komentar